CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 15 November 2008

HiMagz: 1


Kemaren, Bayu ngirim arsip artikel yang ada di HiMagz, majalah yang rencananya bakal aku dan Liza, temanku, terbitkan. Tapi nggak terbit2 juga dan aku keburu cabut dari Komunikasi, Universitas Bengkulu. High project kami berdua menerbitkan majalah terbatas ini pada pertengahan 2007 atau paling lambat awal 2008. But, baru sekarang Liza dan Naga berhasil menerbitkannya dalam bentuk fisik. Sebagai pemanasan, saya mau memposting isi majalah ini. Karena ini adalah hasil kerja kerasku dalam meliput berita2 seputar dunia mahasiswa Komunikasi, Universitas Bengkulu. Meskipun beritanya sudah terlalu lama, bagiku masih punya taste yang dalam. Bagi Anda yang kurang mengerti isi majalah ini, try 2 enjoy it and you'll find its craziness.
Jangan terkejut membaca begitu lebaynya kata-kata dalam majalah ini, cuz ini emang majalah khusus mengeksplor narsisku. Aku akan memposting bagian tiap bagian dari isi majalah HiMagz. And thanks so far to Bayu, Liza, Naga and everyone who cares with this magz. And for You, the reader, thanks for thinking it's so great. Have an amazing reading yeahhh.

DAYAT HOT 100 IN 2007

Oh My Gosh: Popularitas!!!

Pilkada DKI Jakarta tahun 2007 sudah kelar Agustus lalu. Pemenangnya sudah diumumkan: Fauzi Bowo–Prijanto. Pilwakot Bengkulu pada 11 September 2007 lalu menyita perhatian massa. Proses pencalonan, kampanye, visi–misi, dan pengumuman pemenang Walikota Bengkulu setidaknya menghiasi sejumlah media massa di Bengkulu. Jelas dunk, calon Walikota yang populerlah yang paling banyak mendapat sorotan media dan kilatan blitz kamera. Maka teringat kita pada Pilpres secara langsung pertama kali di Indonesia pada akhir Oktober 2004 lalu, yang menggolkan SBY sebagai Presiden. Ada selentingan kabar, kemenangan SBY didukung oleh popularitasnya. SBY begitu populer apalagi di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ibu-ibu sangat mengidolakannya, entah karena pesonanya atau kharismanya atau juga karena wajahnya yang kata banyak orang, ganteng.

Mari kita tarik benang merah dari 3 kejadian itu. Fauzi–Prijanto menang, belum tentu karena visi–misinya tokcer. Publikasi dan popularitasnya ikut berperan serta dalam menobatkannya sebagai orang nomor satu di provinsi yang jadi ibu kota negara itu. Pemenang di Pilwakot Bengkulu juga begitu, pun demikian dengan SBY—popularitas sama–sama berperan besar dalam tiga hal ini.

Nah, di sini kita memang berbicara tentang popularitas. Popularitas di sini pun kita segmentasikan lagi dan kita hubungkan dengan penerbitan majalah ini. Mari kita terlebih dahulu membahas hal lain berikut ini.

Aku, Hidayat Arifin dilahirkan memang untuk membuat sesuatu yang besar. Aku juga ditakdirkan untuk selalu menjadi orang populer (I was born to make a great thing and be famous). Sejak SD, SMP sampe SMA aku terkenal. Entah itu karena prestasi akademikku, sikapku yang humoris atau mungkin kesan yang “aneh” pada diriku.

Di tempat saya yang baru yaitu di Prodi IKom FISIP Unib, aku juga sangat populer. Jembatan awal yang menaikkan popularitasku, harus diakui adalah WTC 2006. Saat kelompok kami menampilkan parodi iklan, kami mengetengahkan parodi iklan Ses Susi. Berkat kemaestroan Dini-lah, aku bisa menjiwai peran sebagai Ses Susi sehingga bisa menampilkan permainan yang begitu apik dan parodi yang menghibur. Aku lah peserta WTC yang paling mencuri perhatian kala itu. Sejak saat itu, orang–orang banyak yang memanggilku Ses Susi. Di samping sebel, aku juga menikmatinya.

Kumanfaatkan popularitasku itu untuk lebih dekat dengan senior dan menimba ilmu dari mereka. Saat KOMPAK aku tetap populer meski kalah satu langkah dari Nadia dalam merebutkan mahkota Miss KOMPAK.

Karena aku sudah begitu dikenal teman–temen seangkatan dan senior, aku merasa nyaman bergaul dan bertukar informasi dengan mereka. Aku juga sangat enjoy dengan segala kegiatan yang ada di IKom. Di BASKOM aku mengaplikasikan bakat tulis menulisku. Tentunya berkat dukungan dan motivasi dari redaksi lain, aku jadi merasa nyaman dan lebih baik. Begitu pula di CEC (Communication English Club), bahasa Inggrisku jauh lebih baik berkat komunikasi yang aktif dengan para praktisi CEC. Bayu, Leader CEC 2007/2008 mengangkatku menjadi asistennya karena selain kemampuan bahasa Inggrisku yang cukup baik, diharapkan dengan popularitasku bisa menjaring banyak minat mahasiswa ikut CEC. Dan terbukti formula itu ampuh. Peminat CEC makin banyak apalagi dengan aku sebagai icon atau trademark-nya (berlebihan gak seh?) Keterlibatanku hampir di setiap kegitan HIMIKOM juga membuatku bisa “improve my quality life

Kepopuleranku sangat membantuku dalam beriteraksi dengan teman. Aku sangat akrab dengan teman–temanku. Teman–teman juga menempatkanku dalam tataran yang pas saat kegiatan HIMIKOM. Aku sering ditunjuk menjadi seksi acara (MC) dan ini membuat kemampuanku dalam berbicara di depan umum terasah. Cita–citaku sebagai pembaca berita dan prensenter telah dijembatani oleh kegiatan HIMIKOM. Aku sangat berterimakasih kepada teman–temanku. Ini tidak akan terjadi kalau aku tidak dekat dan populer di kalangan teman–temanku. Bakat dan kemauan saja tidak cukup. Popularitas juga dibutuhkan buat berkarya.

Menerbitkan majalah ini adalah sesuatu yang menakjubkan dalam hidupku. Semula aku hanya mengarsipkan chart–chart yang aku rilis tiap bulan dalam bentuk tulisan tangan di binder untuk dikonsumsi pribadi semata. Tapi, berkat kebrilianan dan kecerdasan pikiran Liza, majalah ini benar–benar berbentuk majalah. Liza sangat semangat untuk menerbitkan chartku dalam bentuk majalah hiburan. Tentunya ditambah dengan info–info komersil lainnya yang ada di Ikomwood (istilah yang aku gunakan untuk dunia hiburan di IKom FISIP Unib).

Sejak Juni 2007 aku, Liza dan Naga telah mengonsep majalah ini. Sempat terhenti karena lawatanku ke Bali. Baru di akhir Agustus kami melanjutkan kerja keras kami lagi sampai akhir Desember. Mewawancarai orang–orang, melakukan polling untuk chart, meliput dan mengumpulkan informasi serta usaha–uasaha lain yang sangat melelahkan. Tapi buat kepuasan batin, kami mewujudkan majalah ini. Selain antusiasme pembaca yang sangat besar terhadap majalah ini faktor popularitas juga melatarbelakangi pembuatan majalah ini.

Sebagian orang bilang popularitasku hampir turun. Sebagai orang No.1 dan The Most Watched Man di Ikomwood tentu saja aku ketar–ketir dengan selentingan isu tersebut. Nanda pun mulai diidolakan oleh anak 2007, belum lagi mengingat popularitas dan publikasi Adrika 3 bulan terakhir ini. Perhatian yang bertubi–tubi semenjak kemenangan gemilangnya dalam pemilihan Ketum telah menaikkan popularitasnya ke jajaran pesohor Ikomwood.

Rasanya tidak salah kami bertiga menerbitkan majalah ini—sebagai antisipasi terhadap anjloknya popularitasku. Penting bagiku untuk membuat inovasi yang menarik atensi publik agar popularitasku tetap terjaga. Majalah ini adalah jawabannya. Ekspektasiku terhadap majalah ini luar biasa besar. Majalah ini adalah amunisi terakhirku dalam menaikkan popularitasku kembali. Semoga sambutan terhadap majalah ini tidak hanya gempita di awal saja, tapi juga atmosfernya tetap hangat sampai majalah ini selesai di lepas ke pasaran.

O ya, majalah ini semula ingin diberi nama Hidayat Hilton News, tapi Bayu, pembaca paling antusias terhadap perkembangan majalah ini mengusulkan nama lain: Hi Magz. Hi mangandung dua arti penting yaitu High Class dan Hidayat, sedangkan Magz adalah singkatan dari Magazines, jadi majalah ini bermakna majalah kelas atas terbitan Hidayat. So, diputuskan untuk melabeli majalah ini sebagai Hi Magz. Selamat membaca dan mengagumi kebrilianan kami bertiga yang mampu menerbitkan majalah ini.


0 comments: